NOLMETER.com - Komoditas jual beli Qatar yang telah menyumbang pemanasan global telah membuat Qatar menjadi negara super kaya.
Kini, negara yang meraih penghasilan besar dari minyak bumi dan batu bara tersebut telah menggeser kebijakannya untuk mencari pendapatan lain. Yaitu dari dunia hiburan, seperti sepak bola.
Di samping itu Qatar menitikberatkan penjualan gas alam, yang awalnya diperkirakan lebih aman ketimbang minyak bumi dan batu bara.
Baca Juga: Perubahan Iklim Picu Pandemi Baru--Sri Mulyani
Dari pendapatannya yang super besar tersebut, bahkan dalam menghadapi pemanasan global dan memburuknya iklim setiap tahun di wilayahnya, negara tersebut dapat memberikan kompensasi bagi penduduknya.
Qatar mampu memberikan suasana yang nyaman di jalan-jalan yang bisa dinikmati penduduk dengan bebas.
Di taman pinggiran kota dekat Doha, ibu kota Qatar, udara sejuk menghambur keluar dari ventilasi di permukaan tanah. Jalur ber-AC tersebut mendinginkan panas yang melanda jalanan bulan November di suhu 32 derajat Celcius.
Itu adalah ilustrasi bagaimana pemerintah Qatar mengimbangi efek ekstrem perdagangan komoditas polutif yang telah tersebar ke seluruh dunia.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi dan Perubahan Iklim: Jepang Harapkan Tenaga Kerja Ahli dari Indonesia
"Qatar harus menanggung kerugian yang sangat besar dalam hal dampak perubahan iklim,” kata Mohammed Ayoub, seorang profesor di Institut Riset Lingkungan dan Energi di Universitas Hamad bin Khalifa Qatar. Hal ini dikutip dari laman Liputan6.
Diperkirakan, Qatar akan mengalami lebih banyak lagi panas ekstrem, banjir, kekeringan, serta badai pasir dan debu.***
Artikel Terkait
Piala Dunia FIFA 2022: Inggris Bukan Tandingan Senegal, Ternyata
Kerja Sama Indonesia-Jepang dalam Perubahan Iklim yang Positif
Pemulihan Ekonomi dan Perubahan Iklim: Jepang Harapkan Tenaga Kerja Ahli dari Indonesia
Perubahan Iklim Picu Pandemi Baru--Sri Mulyani