NOLMETER.COM- Senin, 23 Januari 2023, Pembakaran Al Quran di Swedia banyak aksi kecaman dari berbagai negara.
Pembakaran Al Quran ini dilakukan oleh seorang politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan melakukan aksi keji.
Pembakar Al Quran ini merupakan aksi keji yang bertempat di depan kedutaan Turki, di ibukota Swedia.
Alasan dari aksi tersebut merupakan protes demonstrasi terhadap Turki terkait dengan keinginan Swedia yang ingin masuk dalam bagian NATO.
Baca Juga: Teaser dan Jadwal Tayang The Glory 2 di Netflix : Akankah Pembalasan Dendam Akan Segera Berakhir?
Nato sendiri adalah singkatan dari North Atlantic Treaty Organization atau pertahanan atlantik utara.
Organisasi ini merupakan organisasi aliansi militer yang didirikan pada tahun 1949 oleh anggota negara blok barat.
Pada awalnya, organisasi ini terdiri dari 12 anggota negara. Namun seiring waktu, jumlah anggota NATO ini tercatat sebanyak 30 anggota negara.
Nato terdiri dari 2 negara kawasan dari amerika utara, 27 negara eropa, dan 1 negara eurasia.
Baca Juga: Kaget Melihat Rumah Ruben Onsu, Bunda Corla: Bentuknya Persis Kaya Gini Mimpi Gue Demi Allah
Dari kejadian pembakaran Al Quran ini banyak pihak yang mengecam aksi tersebut sebagai islamophobia.
Islamophobia adalah sebuah prasangka atau diskriminasi kebencian pada umat islam.
Setelah aksi tersebut banyak kecaman-kecaman yang terjadi yang diberbagai negara.
tindakan ini jelas sangat melukai hati umat islam di berbagai penjuru dunia.
Artikel Terkait
Bima Arya: MTQ Merupakan Sarana Untuk Muhasabah dan Lebih Mencintai Al-Quran
Peringati Nuzulul Quran, 1.500 Peserta Bogor Mengaji Diwisuda
Program Bogor Mengaji, Sasar Anak Muda Belajar Al-Quran
Opening Piala Dunia Qatar 2022 Dibuka Dengan Ayat Quran, Begini Bunyinya