NOLMETER.com - Presiden Joko Widodo menghadiri dan memberi sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2022 di Jakarta Convention Center, pada 30 November 2022.
Dalam pidato, Presiden Joko Widodo mengatakan,"Pada tahun 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada tanpa mengurangi optimisme."
Hal itu dikatakannya sehubungan dengan perumusan kebijakan, sinergi fiskal, dan moneter.
Baca Juga: Piala Dunia FIFA 2022: Arab Saudi Terjungkal, Meksiko Terus ke Babak 16 Besar
Ketiganya harus diperkuat agar kebijakan ekonomi dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi rakyat dan negara.
Menurut Presiden Joko Widodo, terdapat sejumlah aspek perekonomian yang perlu diperhatikan pada tahun 2023, seperti nilai ekspor Indonesia yang melompat tinggi dalam dua tahun terakhir.
"Saya mendorong agar nilai ekspor Indonesia tahun 2023 tetap terjaga, bahkan meningkat," tutur beliau.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan Indonesia pada tahun 2023 akan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%.
Baca Juga: Piala Dunia Qatar 2022: Senegal Tepis Ekuador untuk Masuk Babak 16 Besar
Pertumbuhan ini akan meningkat hingga 4,7-5,5% pada tahun 2024. Hal ini adalah sinergi konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang positif di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
Begitu juga PDB akan meningkat pada 2023 dengan surplus 0,4 %, dan pada 2024 dengan surplus 0,2%.
Pertumbuhan kredit akan naik sebesar 10-12%, begitu juga dengan ekonomi dan keuangan digital.
Transaksi e-commerce pada 2023 diperkirakan akan mencapai RP572 triliun,uang elektronik Rp508 triliun, dan digital banking lebih dari Rp67 ribu triliun. ***
Artikel Terkait
Persiapan Libur Natal dan Tahun Baru di Kulon Progo, Yogyakarta
Sinergi Komisi V DPR RI dengan Pemerintah Kulon Progo dan Kementerian Terkait Demi Infrastruktur Pariwisata
Presiden Jokowi: Infrastuktur Mendukung Investasi dan Titik Tumbuh Ekonomi Baru di Luar Pulau Jawa