NOLMETER.COM - Selasa, 14 Maret 2023 kemari, Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran. Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat awan panas guguran meluncur pada pukul 05.50 WIB jarak 2 KM ke arah Kali Krasak.
Kemudian disusul awan panas guguran pada pukul 05.59 WIB dengan jarak luncur 1,6 KM ke arah Kali Krasak. Saat Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas, diketahui angin bertiup ke arah Tenggara.
Hingga saat ini Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta masih menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi pada level tiga atau siaga.
Baca Juga: 25 Artis penggemar Blackpink dan Hadir Nonton Konser Blacklink Di Gbk 2023
Pada Sabtu, 11 Maret 2023 kemarin, saat Gunung Merapi erupsi menyebabkan terjadinya hujan abu di kawasan Magelang Jawa Tengah. Kemudian dilokasi di Kecamatan Sukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kawasan yang menjadi zona bahaya sendiri hingga saat ini masih di tetapkan di 0 hingga 7 KM dari puncak. Artinya adalah kegiatan yang berada di kawasan tersebut seharusnya ditiadakan.
Termasuknya adalah kegiatan penambangan ini dilarang untuk dilakukan, namun masih ditemukan adanya alat-alat berat di titik-titik penambangan yang berada di kawasan sekitar 4 KM dari puncak.
Aktivitas penambangan ini pula masih berlangsung dan untuk di kawasan Sukun Magelang Jawa Tengah diketahui sempat mengalami hujan abu yang cukup tebal dan untuk saat ini abu tersisa sudah semakin tipis.
Baca Juga: Gubernur Bali Bakalan Melarang Turis Asing Menyewa Kendaraan dan Berikut Penjelasannya!
Pada hari Minggu kemarin, telah melakukan pembersihan yang mana abu sebelumnya memiliki ketebalan sekitar 2 CM. Lalu dibersihkan oleh pihak kepolisian, TNI yang turut membantu membersihkan.
Bantuan akibat Gunung Merapi erupsi terus berdatangan, diantaranya adalah masker dari berbagai pihak yang berdatangan di kawasan Gunung Merapi.
Kemudian ada juga bantuan berupa pakan peternak. Perlu diketahui memang banyak warga di sekitar Lereng Merapi di kawasan tersebut. Mereka bekerja sebagai peternak.
Aktivitas masyarakat sekitar berjalan seperti biasa dan tidak ada pengungsian. Masyarakat hanya melakukan adaptasi terhadap abu vulkanik dengan menggunakan masker.
Kemudian ada efek dari erupsi ini pada pertanian mengakibatkan warga harus memanen hasil pertanian lebih cepat dari biasanya.***
Artikel Terkait
Viral! Ada Gunung yang Berpindah Menutupi Jalan di Kupang, NTT, Lalu Lintas pun Lumpuh!
Viral! seorang Pendaki Nyalakan Bom Asap di Puncak Gunung Gede
Breaking News : Gunung Merapi Kembali Erupsi, 8 Desa Tertutup Hujan Abu
Gunung Merapi Muntahkan Lahar dan Awan Panas