NOLMETER.COM – Tahun ini akan menjadi tahun terberat bagi seluruh dunia dalam mengahadapi pemanasan global yang diakibatkan dari bencana alam berdasarkan studi NASA.
Unggahan dari Instagram @catchmeid menyebutkan bahwa NASA mengeluarkan sebuah jurnal dimana pemanasan global diakibatkan oleh bencana alam.
Jurnal yang dikeluarkan oleh NASA adalah sebagai tanda bahwa bencana alam yang terjadi di beberapa negara seperti banjir hingga kekeringan mampu meningkatkan pemanasan global.
Dalam jurnal “Nature Water” menjelaskan pemanasan global yang terjadi saat ini menjadi factor banjir dan kekeringan Panjang.
NASA juga menjelaskan sejak dua decade ini, seiring climate change yang semakin buruk, intensitas bencana alam terkait air.
Dari terkait air ini kebanyakan air menjadi banjir atau yang kekurangan air menjadi kekeringan dan kejadian tersebut hampir terjadi diseluruh dunia.
Para ilmuwan pun memberikan gambaran bahwa keadaan diperparah dengan climate change yang buruk mengakibat intensitas pemanasan global.
Tingkat frekuensi banjir dan kekeringan dari pihaknya bisa memprediksi, akan tetapi dari segi tingkatan sulit diukur keparahannya.
Matthew Rodell menjelaskan bahwa menganalisa sebuah peristiwa yang ditimbulkan oleh bencana alam bukanlah suatu hal yang mudah.
Butuh Analisa soal ukuran, durasi, bahkan tingkat keparahan yang ditimbulkan dari peristiwa bencana alam yang ekstrim di seluruh dunia.
Hal ini juga didasari dengan keahliannya di bidang Hidrologi di NASA Goddard Space Flight Center sekaligus penulis Utama di jurnal tersebut.
Dari hasil analisanya, sebanyak 505 perisitiwa basah yang ekstrem dan 551 peristiwa kering yang juga ekstrim selama 20 tahun.
Bahkan parahnya lagi, peristiwa ekstrim baik dari segi basah hingga kering sudah lama terjadi dari tahun 2002 sampai 2021.
Kejadian itu berlangsung selama kurun waktu 6 bulan terakhir dengan meningkat menjadi 70% bahkan lebih buruk dari itu.
Dari hasil catatan para ilmuwan di NASA bahwa kejadian yang paling parah dari peristiwa bencana alam terjadi pada tahun 2015.
Dari tahun tersebut, tujuh tahun setelahnya terus terjadi bencana alam hingga Matthew Rodell menyimpulkan pemanasan global disebabkan dari peristiwa tersebut.
Baru – baru ini di tahun 2022 saja sudah terjadi banjir parah di Pakistan yang menenggelamkan sepertiga wilayahnya hingga kekeringan parah di benua Eropa.
UNICEF juga menjabarkan berdasarkan data mereka ada empat miliar orang atau hampir dua pertiga populasi di dunia mengalami kelangkaan air parah kurang lebih satu bulan setiap tahunnya.
Setengahnya dari populasi yang ada di dunia akan mengalami kelangkaan air di tempat tinggal mereka di awal tahun 2025.***
Artikel Terkait
Presiden Joko Widodo Kunjungi Lokasi Bencana Gempa Cianjur, Pastikan Bantuan Jangkau Seluruh Korban
Virus Zombie Muncul Akibat Pemanasan Global
NASA Bidik Galaksi Spiral yang Sangat Cantik
Beby Jenar Ajak Semua untuk Waspada dan Berdoa Supaya Bencana Terkurangi di Tahun 2023