Kontroversi Menjadi Yahudi di Indonesia, Tuai Pro Kontra?

NOLMETER.com - Kata 'Yahudi" di Indonesia masih kerap menuai kontroversi. Sering kali bangsa atau agama ini diasosiakian dengan hal-hal negatif seperti kejam, pelit, merampas tanah orang, dan lain sebagainya.

Peresmian Museum Holocaust di Tondano, Minahasa pada Februari 2022 lalu pun menuai pro kontra dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang menolak berdirinya museum itu adalah MUI yang berasalan hal itu bisa melukai hati warga Palestina. 

Belum lama ini Habib Ja'far merilis podcast wawancaranya dengan seorang penganut agama Yahudi yang tayang di akun Noice Berbeda tapi Bersama pada Jumat  (18/11).

Baca Juga: Rayakan Kemenangan Moroko Atas Belgia, Video Achraf Hakimi Cium Pipi Ibunya Viral di Media Sosial

Dalam podcast itu Habib Ja'far mengupas tuntas tentang apa itu Yahudi. Dikonfirmasi oleh narasumber, Ezra Abraham yang bernama asli Raditya Indira Padma, menjelaskan secara umum agama Yahudi diturunkan dari orang tua. 

Namun, jika seseorang tak memiliki darah Yahudi, ia masih bisa menganut agama tersebut dengan proses konversi yang rumit. Darah kemurnian Yahudi itu haruslah diturunkan dari pihak wanita atau Ibu. 

"Saya kan Ayah yang Yahudi, Ibu saya tidak. Makanya saya konversi," terang Ezra. Nama Ezra Abraham sendiri didapatnya dari Rabbi Yahudi ketika proses konversi itu. 

Lebih jauh Ezra menjelaskan salah satu hukum ketat dalam agama Yahudi yaitu hukum kosher. Kosher adalah standar halal-haram sebagaimana dalam Islam. Binatang berkuku belah seperti babi pun dalam hukum Yahudi haram dimakan.

"Tetapi, ada yang dalam Islam itu boleh dimakan, dalam Yahudi tidak boleh. Misalnya udang, kepiting, kerang, lele. Pokoknya hewan laut yang tidak bersisik dan bersirip," terang Ezra.