NOLMETER.COM - Dalam sebuah kajian Buya Yahya, ada seorang pemuda bertanya terkait sang kakak yang berubah akhir-akhir ini.
Pemuda itu menceritakan bahwa sang kakak selalu terlihat ceria dan bahagia walaupun banyak masalah yang dia hadapi, dia selalu berusaha menutupinya dari orang luar.
Sang kakak juga seringkali menjadi tempat berbagi orang lain karena pandai menasehati sampai pada bulan kemarin, tiba-tiba sang kaka sering tertawa sendiri, mengurung diri di kamar, dan terlihat murung.
Baca Juga: Wow! Arang Aktif Actived charchoal Dapat digunakan sebagai Masker Kecantikan!
Pemuda itu menduga bahwa mungkin sang kakak terkena syndrom toxic positivity yaitu suatu keadaan yang selalu berusaha memunculkan emosi positif seperti senang, positif thinking, dan lain-lain, serta mengabaikan emosi negatif seperti sedih, marah, dan kecewa sehingga emosi negatif itu bertumpuk dan akhirnya tak terbendung.
Sang kakak selalu mengatakan kalau dia suka hadir di majelis saat merasa sedih karena nasehat-nasehat di majelis itu menguatkannya untuk tidak selalu merasa bahagia.
Lalu, dari peristiwa tersebut, muncullah pertanyaan dari pemuda itu yaitu bagaimana cara dia memberikan kepada sang kakak bahwa dalam islam menunjukkan kesedihan itu tidak apa-apa karena sang kakak sangat percaya bahwa selalu memendam kesedihan itu salah satu cara untuk bersabar.
Baca Juga: Gara-gara Menulis Caption tentang Warna Kulit Sawo Matang, Inara Rusli Banyak Dihujat Netizen
Buya Yahya menjawab kalau permasalahannya adalah dari kurangnya wawasan bahwasannya hal yang demikian itu atau bisa dibilang depresi dianggap bukan sebuah penyakit sehingga dibiarkan begitu saja.
Padahal itu sebuah penyakit seperti penyakit jasad misalnya sakit jantung dan sebagainya, cuman depresi itu yang kena mentalnya alias sakit mental, dan itu harus waspada, karena kalau dibiarkan bisa menjadi kegilaan sampai hilangnya semangat hidup lalu muncul keinginan bunuh diri dan itu bertahap.
Walaupun orang tampak baik baik di depan orang dengan menebar senyum dan sebagainya, problem yang dilalui adalah bukan disimpan tapi untuk diselesaikan.
Baca Juga: 4 Prinsip Keuangan Grant Cardone, Jadi Jutawan di Usia 30 Yang Bisa Ditiru Kaum Milenial
Mula-mula ada sesuatu yang tidak menyenangkan, masalah yang menjadjkan sebab depresi, menyakitkan, atau apapun kalau dipikir terus akan menyebabkan depresi.
Maka Al-Quran mengajarkan untuk menahan gejolak dan jangan diburu reaksi tetapi jangan hanya disimpan karena nanti akan menjadi bom waktu, sehingga setelah diredam baru dikeropos atau dikorek.
Artikel Terkait
Buat Mantan Menyesal, Ini Dia Cara Efektif Meningkatkan Kualitas Diri
Masih Sering Wudhu di Toilet? Ini Hukumnya Wudhu di Toilet Menurut Ustadz Adi Hidayat
Merasa Hidupmu Kurang Tenang? Ini Hal.Yang Sebaiknya Dihindari Agar Hidup Dengan Lebih Tenang Menurut Ustadz
Waspada! Ini Gejala Depresi Ringan yang Jarang disadari
Depresi Tanda Kurang Iman? Simak penjelasannya